Beranda | Artikel
Jalan Menuju Keselamatan dari Kesengsaraan di Dunia dan Kesempitan di Dalam Kubur
Jumat, 16 Desember 2005

Penutup

Jalan Menuju Keselamatan dari Kesengsaraan di Dunia dan Kesempitan di Dalam Kubur

Waba’du:
Wahai saudaraku sesama muslim yang dimuliakan oleh Allah!

Inilah sebab-sebab yang menimbulkan siksa kubur dan sebab-sebab yang menyelamatkan seseorang darinya, inginkah Anda termasuk orang yang selalu melakukan hal-hal yang menyelamatkan dari siksa kubur dan menjauhi segala hal yang menimbulkan adzab di dalamnya?

Inginkah kalian termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan nikmat dunia dan nikmat di dalam kubur dengan menunggu kenikmatan yang sangat agung di akhirat dengan melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mendapatkan keridhaan dari-Nya tanpa ada kebencian untuk selamanya?!

Jika Anda menginginkan hal itu, maka perbaikilah hubungan Anda dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala sekarang juga. Marilah kita menghadap kepada Allah dengan mendapatkan kebahagiaan di dalam Darus Salam (tempat yang penuh dengan kesejahteraan) tanpa bosan dan tanpa lelah, tempuhlah jalan yang paling dekat dan yang paling mudah, karena sesungguhnya kalian ada di satu waktu diantara dua masa, yang sebenarnya adalah umurmu sendiri. Kamu sekarang ini ada di antara waktu yang telah lalu dan akan datang.

Waktu yang telah lalu dapat Anda perbaiki dengan taubat menyesal dan istighfar. Ini bukanlah sesuatu yang melelahkan, taubat hanyalah amal hati.

Jagalah dirimu dari dosa-dosa pada masa yang akan datang. Meninggalkan perbuatan dosa merupakan hal yang menyenangkan, karena itu tidak akan pernah melelahkan, ia hanyalah tekad yang kuat yang tidak akan memberatkan badan, hatimu, dan rahasiamu.

Di dalam dua hal ini badan sama sekali tidak akan merasakan lelah, akan tetapi masalahnya terletak pada umurmu sendiri, yaitu waktu yang ada pada dua masa. Jika kamu mengabaikannya, maka kamu telah mengabaikan kebahagiaan dan kesuksesanmu. Dan jika kamu menjaganya dengan memperbaiki waktu yang telah berlalu dan yang akan datang dengan apa-apa yang telah kami ungkapkan, maka berarti kamu telah mendapatkan kesuksesan dan kenikmatan, menjaganya lebih terasa berat daripada memperbaiki yang telah lalu, karena menjaganya berarti kamu menempatkan dirimu pada kondisi yang lebih utama dan lebih berpotensi untuk mewujudkan sebuah kebahagiaan.

Di dalam masalah ini manusia bermacam-macam dan bertingkat-tingkat.

Saudaraku sesama muslim yang mau berpikir!

Ia adalah waktu-waktumu yang kosong, di dalamnya Anda mengumpulkan perbekalan, ke Surgakah atau ke Neraka? Jika Anda memanfaatkannya dengan menjadikannya sebagai jalan menuju Rabb-mu, maka Anda akan mendapatkan kebahagiaan yang sangat besar dengan melakukan sebuah perjuangan yang sangat singkat dan tidak bisa dibandingkan dengan waktu yang akan kamu nikmati nanti. Dan jika kamu lebih mementingkan nafsu syahwat, kelalaian dan segala permainan, maka semua itu akan berlalu dengan sangat cepat. Semua itu akan digantikan dengan berbagai macam kepedihan yang sangat besar dan langgeng. Kesengsaraan yang ada di dalamnya jauh dan sangat jauh jika dibandingkan dengan kelelahan di dalam menahan kesabaran dan di dalam menghadapi segala hal yang diharamkan oleh Allah. Juga kesabaran di dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan menyelisihinya adalah karena hawa nafsu.

Saudaraku sesama muslim yang sedang mencari keselamatan!

Jalan menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat ditempuh dengan hati yang tulus dan bersih:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ﴿٨٨﴾إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang meng-hadap Allah dengan hati yang bersih.” [Asy-Syu’araa/26: 88-89].

Kenikmatan dunia apakah yang paling besar daripada hati yang baik dan lapang, juga ma’rifat kepada Allah dengan kecintaan kepada-Nya dan selalu beramal dengan merasakan pengawasan-Nya. Adakah kehidupan yang lebih hakiki daripada ke-hidupan orang-orang yang memiliki hati yang tulus?

Hati tersebut memerlukan materi yang menjadi-kan ia selalu berada di dalam kebaikan yang dibutuhkan untuk kehidupannya. Ia adalah dzikir kepada Allah, tunduk, dan taubat kepada-Nya.

Jagalah dirimu! Janganlah kamu berpaling dari mengingat Allah, karena sesungguhnya kehidupan yang sempit akan selalu menyertai orang-orang yang berpaling dari Kitabullah yang diturunkan kepada Rasulullah n, kesempitan di dunia, di dalam kubur, dan di dalam kehidupan akhirat. Mata tidak akan pernah terpejam, hati tidak akan pernah tenang sedangkan jiwa tidak akan pernah senang kecuali dengan Ilah-nya Yang disembah, Dia-lah Yang haq sedangkan sesembahan selainnya adalah bathil. Sesungguhnya siapa saja yang merasa senang dengan semua karunia Allah, maka semua mata akan merasakan senang kepadanya. Dan siapa saja yang tidak merasa senang dengan melakukan ketaatannya kepada Allah, maka jiwanya akan terputus dari dunia dengan merasakan kerugian dan penyesalan yang sangat mendalam.

Saudaraku sesama muslim yang sadar!

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kehidupan dunia dan akhirat yang indah hanya untuk orang-orang yang beriman kepada-Nya dan melakukan amal shalih. Hal ini sebagaimana yang difirmankan oleh-Nya:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan ber-iman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [An-Nahl/16: 97].

Sebagaimana difirmankan pula di dalam ayat lain:

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۚ وَلَدَارُ الْآخِرَةِ خَيْرٌ ۚ وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ

“… Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.” [An-Nahl/16: 30].

Dan ayat yang lainnya:

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabb-mu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentu-kan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya...” [Huud/11: 3].

Orang-orang yang bertakwa dan melakukan perbuatan baik akan mendapatkan kenikmatan di dunia dan akan mendapatkan kehidupan yang indah di dalam dua tempat tersebut, karena kebahagiaan, kelezatan, ketenangan, cahaya dan keselamatan hati akan terwujud dengan meninggalkan semua hal yang diharamkan dan segala macam syubhat. Ia adalah sebuah kenikmatan yang hakiki, yang tidak akan bisa dibandingkan dengan kenikmatan badan, orang-orang yang menikmatinya berkata, “Seandainya para raja dan puteranya mengetahui kenikmatan yang kita dapatkan, niscaya mereka akan memerangi kita dengan pedang (untuk mendapatkannya).”

Yang lainnya berkata, “Sesungguhnya akan melewati kepada hati ini beberapa waktu, di mana aku berkata, ‘Apabila penduduk Surga berada dalam kenikmatan seperti ini, maka sesungguhnya mereka berada dalam kenikmatan yang baik.’ Dan yang lainnya berkata, ‘Sesungguhnya di dalam dunia ada sebuah Surga yang sama dengan Surga yang ada di akhirat. Siapa saja yang memasukinya, maka dia akan memasuki Surga akhirat dan siapa saja yang tidak memasukinya, maka sesungguhnya ia tidak akan memasukinya.’”

Maka janganlah kamu menyangka bahwa makna firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ﴿١٣﴾وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ

Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam Surga yang penuh ke-nikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam Neraka.” [Al-Infithaar/: 13-14).

Khusus untuk kehidupan akhirat saja, bahkan mereka ada di dalam kenikmatan pada tiga tempat: dunia, alam Barzakh, dan di akhirat. Begitupula orang yang berada di dalam kesengsaraan ada pada tiga tempat.

Mohonlah kepada Allah! Agar Anda dapat menyelamatkan diri dari siksa Neraka, kesengsaraan, dan adzab. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan pertolongan-Nya kepadamu dan menjagamu, sesungguhnya Dia-lah Allah Yang Maha Mendengar dan Mengabulkan permohonan.

[Disalin dari Al-Qabru ‘Adzaabul Qabri…wa Na’iimul Qabri Penulis Asraf bin ‘Abdil Maqsud bin ‘Abdirrahim  Judul dalam Bahasa Indonesia KUBUR YANG MENANTI Kehidupan Sedih dan Gembira di Alam Kubur Penerjemah Beni Sarbeni Penerbit  PUSTAKA IBNU KATSIR]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/1699-jalan-menuju-keselamatan-dari-kesengsaraan-di-dunia-dan-kesempitan-di-dalam-kubur.html